Contoh kesan pada laporan perjalanan study tour | Brain Fighter SMA Negeri 1 Teluk Keramat

Sabtu, 24 Januari 2015

Contoh kesan pada laporan perjalanan study tour

Kesan

Tanggal 20 Desember ialah tanggal yang saya tunggu-tunggu. Karena apa? Karena pada tanggal tersebut sekolah kami mengadakan salah satu program sekolah yaitu Study Tour. Study tour nya ke Pontianak yaitu di SMA Negeri 1 Sungai Raya dan Museum Kalimantan Barat.
Hari sebelumnya saya bingung mau membawa apa. Akhirnya saya pun kemas-kemas saja barang tersebut. Lalu saya lihat bapak saya pun berkemas-kemas, saya kira beliau mau ke Pontianak juga, namun nyatanya apa. Beliau bertanya kepada saya , “As, mane pakaian yang nak kau bawak?” “Tok yoo Pak.”. Beliau berkata lagi, “Kau tok ee nak ke Pontianak, bukan nak ke Kampong.” Haha, saya tertawa sendiri..

Esok harinya tibalah waktu berangkat study tour. Aswandi dan Fathur sudah janjian mau pergi bersama-sama saya. Fathur mau menyimpan motornya di rumah saya. Tak lama saya menunggu dan saya sudah berkemas-kemas, datanglah Aswandi. Aswandi sudah tak sabar mau pergi, tapi saya mengatakan padanya untuk menunggu Fathur terlebih dahulu. Sekitar jam 06.45 WIB Fathur pun datang. Kami pun berangkat bersama-sama menuju Tanjung Harapan.

Setelah sampai di Tanjung Harapan, apa yang saya rasakan. Saya teringat pesan sebelum berangkat saat pengarahan, katanya lewat dari jam 07.00 WIB pergi menggunakan transportasi sendiri. Kenyataannya jam 08.15 WIB lewat baru berangkat. Lama lagi menunggu di Tanjung Harapan. Untuk menghilangkan kejenuhan saya, akhirnya saya pun mengeluarkan senjata andalan saya yaitu kamera. Saya pun berfoto-foto. Semenjak saya mengeluarkan kamera, semua teman saya mau di foto. Sampai-sampai saya sendiri tidak ada fotonya. Namun saya senang bisa menjadi photografer di study tour. Sip!!

Setelah lama menunggu, bus pun datang. Namun bus yang datang cuma 3 buah bus. Jadi kami harus menunggu 3 bus lagi. Dan kami kelas XII IPA terkena bus paling belakang. Paling lama datang ke Tanjung Harapan. Setelah busnya datang, semua teman saya berebut tempat duduk namun saya bantu teman-teman menaikkan tas mereka ke atas bus. Karena hal tersebut , saya tak ikut rebutan tempat duduk. Jadi saya pun menjadi kenet dadakan. Saya minta kotak ke warung terdekat untuk duduk di lantai busnya. Kalau tak pakai kotak, panas. Jam 08.15 WIB kami berangkat , mula-mula perjalanan kami semangat bernyanyi-nyanyi karena melewati jalan bertaji sepanjang menuju ke Kartiasa. 

Sampai di Sebawi, tiba-tiba saja bus berhenti. Saya kaget, ternyata bus di depan sedang ganti ban nya. Mungkin karena meletus. Moment tersebut saya manfaatkan untuk buang air di WC rumah warga sekitar. Sebut saja WC, antriannya kalah lagi mau beli tiket konser. Lama menunggu, karena kami lelaki jadi kami minta izin untuk buang air di hutan belakang rumah warga setempat. Ternyata kami buang air kecil di dekat pohon rambutan. Merah delima, masyaalloh. Membuat mata saya tercengang. Diam-diam kami meminta rambutan tersebut kepada si empunya. Setelah selesai ganti ban, kami bergegas lagi menuju bus, namun karena teman-teman sekelas saya masih antri di WC, jadi kami ditinggal. Hal tersebut membuat sopir bus dan kenetnya kesal. Lalu kami pun melanjutkan perjalanan.

Sampai di Singkawang, saya minta kenetnya untuk berhenti karena ada teman saya mau buang air kecil. Di sini lah kami yang paling membuat kesal kenet dan sopirnya. Karena lama menunggu barangkali. Kami menjadi yang terlama datang. Sampai di Kota Pontianak, tanpa di duga hidung saya tersengat bau yang biasa saya hirup namun tak biasa saya cium. Rupanya pabrik getah yang sedang kami lewati. Semua nya menutup hidung, namun saya tidak. Ya karna itu tadi. Di jalan tiba-tiba kami macet. Dalam hati berkata, “Apa yang sedang terjadi di depan?” Namun nyatanya di depan ada jembatan tol. Itu yang membuat macet rupanya. Selama macet tersebut kami melihat orang gila. Kami berkomunikasi dengan orang gila tersebut. Cukup menggelikan saya melihat teman-teman menegurnya. Saya hanya bernyanyi-nyayi sepanjang macet tersebut. Sampai-sampai urat leher saya sakit. Namun saya tetap senang daripada bosan. Karena hampir satu jam terjerat macet.

Kami tiba di Kost Dempo sekitar jam 05.30 WIB. Kami langsung pembagian ruang kamar tidur. Saya terkejut, benar-benar terkejut. Karena apa? Karena satu ruang kamar tidur ditempati oleh 15 orang. Bukankah itu tidak sesuai dengan perjanjian. Saya merasa sedikit kecewa. Karena saya berpikir kalau 15 orang dalam satu kamar, pertama masalah WC, kedua masalah tempat tidur. Meskipun tidur di kasur, namun bukan di ranjang tetapi di lantai. Ranjang lantai namanya.

Malam pertama tersebut setelah Isya kami habiskan bersama dengan jalan-jalan ke mall. Saya bersama Udin, Aswandi, Ferry, dan Arianton pergi ke mall bersama-sama dengan jalan kaki. Sepanjang perjalanan kami berfoto-foto. Berhubung saya tidak tahu jalan mau ke mall yang mana, jadi saya mengira teman yang di depan itu mau memutar. Dan begitu juga kata teman saya. Bahkan ada teman saya yang nekat mau menyebrang ke sebrang jalan. Rencananya mau memutar namun saya punya inisiatif lebih baik terus saja, mungkin mall nya memang di depan sana. Kita mana tahu. Namun ternyata benar di sana lah rupanya mall nya. Kami pun masuk ke dalam mall tersebut. Mula pertama sekali , rencana kami mau foto-foto tapi setelah melihat keadaan sekitar, kami agak canggung sedikit mau berfoto. Akhirnya kami pun lanjut masuk ke dalam menjelajahi semua tempat di mall matahari itu. Saya berencana mau mencari bule untuk foto, tapi tak ketemu. Sudah berkeliling di bawah namun saya tak bertemu dengan bule sesat. 

Kami pun lanjut ke atas dengan menaiki eskalator, kata teman saya kalkulator kata saya tangga berjalan. Saat mau menaiki eskalator, karena saya pernah ke sana jadi saya tidak terlalu sepuk. Namun bagi salah satu teman saya, saat mau menaiki tangga berjalan tersebut, teman saya itu terlebih dahulu menghitungi tangga.hehe. Namun apa yang terjadi, mulai menaiki tangga berjalan tersebut, teman saya hampir telentang ke belakang sambil berucap, “Allohu akbar.” Untung saja masih ada satu teman saya di belakangnya. Teman saya yang di belakang menahan teman saya yang hampir terlentang itu, geli setengah mati menertawakannya. Satu hal yang sangat berkesan buat saya saat di mall ialah, saya dan teman-teman saya tidak membeli apa-apa selain hanya berfoto-foto. Di tiap tempat yang kira-kira latarnya mantap, kami berfoto di situ. Tidak perduli apa kata orang yang melihat yang penting kami sudah membuat tanda jadi, tanda abadi. Kalau tidak saat itu , kapan lagi. 

Masa SMA hanya sekali seumur hidup. Setelah selesai di mall, kami pun pulang dan tidur. Kami awal pulang dari mall sekitar jam 22.00 WIB kami pulang. Karena rumornya ada nenek gayung menunggu walaupun sebenarnya saya tidak tahu siapa nenek gayung tersebut dan saya tidak pernah bertemunya. Saya penasaran namun tidak terjumpa dengan nya. Mendengar cerita teman-teman beliau sangat garang, super galak. 

Esok harinya kami pergi ke SMAN 1 Sungai Raya. Ini merupakan salah satu tujuan kegiatan study tour kami. Kata panitia jam berangkat ke SMA jam 08.00 WIB. Namun nyatanya lewat jam 08.00 WIB. Masa menunggu saya manfaatkan untuk foto bersama teman-teman.

Sampai di SMA kami hanya disambut oleh pemainnya saja. Rencana saya awalnya mau berkenalan dengan siswa dari SMAN 1 Sungai Raya, namun nyatanya tidak ada. Kalau ada rencana saya mau mencari anak mentoringnya tapi apa daya tak kuasa. Di SMA sana saya hanya menonton pertandingan voli. Menyelingi kebosanan saya , saya pun memfoto teman yang bermain voli tersebut. Saya sedikit kecewa dengan yang terjadi tersebut.

Saat pertandingan voli putrinya sungguh membosankan, mata ini rasanya tak sanggup melihat nya namun tetap memberi semangat. Tapi saat voli putra bertanding, itu saat yang paling seru. Karena mula-mula main sudah memberi smash keras ke arah lawan. Saya sangat suka menonton voli, tapi main voli hanya sekedar tahu saja.

Sebelum pulang ke kost kami solat Zuhur bersama di mushola SMAN 1  Sungai Raya. Sampai di kost tidak ada kegiatan yang kami laksanakan sampai sore tiba waktu ashar. Rencananya selesai ashar kami mau ke Mall matahari lagi mau mencari memori, akan tetapi tidak jadi karena hujan gerimis. Alasan sebenarnya takut basah karena jarak yang ditempuh bukan dekat. Jadi biarpun gerimis tetap akan basah-basah. Beberapa dari kami hanya merenung di dalam kost saja sampai malam tiba, sedang yang lainnya pergi ke mall Ramayana. Malam harinya saya diantar kak Irwandi pergi ke korem. Saya ke sana membeli switer dan minyak wangi

Apa yang terjadi setelah kami pulang dari korem, tiba di kamar kost teman-teman kami serentak mengucapkan dan memberi cap kepada kami tentang switer yang kami beli di korem tersebut. Sehingga switer kami dijuluki “switer korem”. Malam terakhir itu kami puaskan dengan tidak tidur. Alangkah bahagianya moment saat malam-malam di kamar kost. Moment tersebut takkkan terulang kedua kalinya seumur hidup.

Tanggal 22 Desember 2014 tiba hari dimana kami pulang dan hari itu hari dimana kami akan pergi ke museum. Tempat yang ingin saya kunjungi selama ini akhirnya kesampaian juga. Memang sudah nasib saya sepulang dari study tour saya tidak kebagian tempat duduk lagi. Walaupun kebagian itu pun hanya bangku serap, tiada tempat bersandar. Daripada tersiksa begitu, lebih baik saya berdiri. Dan sesekali saya duduk sebentar untuk melepas penat di rasa. Untuk menghilangkan kejenuhan saya , sesekali saya memfoto teman-teman saya yang lagi asyik tidur sambil membuka mulutnya. Saya ditemani sahabat saya Ferry Rivaldi. Sepanjang perjalanan kami tidak tidur. Saya dan Ferry Rivaldi sependapat bahwa kami akan merasa rugi kalau tidak melihat negeri orang. Sejauh mata memandang kami selalu setia tidak tidur.

Masa bersama teman-teman tidak akan terulang kembali untuk yang kedua kalinya. Jadi karena alasan itu saya tidak tidur. Saya ingin bersama teman saya lebih lama lagi. Kalau kita tidur, maka kita hanya akan merasa seperti biasa saja ketika bangun. Pesan saya nikmatilah perjalanan, jangan pada saat perjalanan kita seperti mau tidur siang saja. Kalau sudah begitu ceritanya, lebih baik di rumah saja. Nikmatilah perjalanan kita selama di perjalanan. 

Saya tidak punya banyak kata karena saya tidak pandai berkata-kata. Masa bersama teman-teman XII IPA sungguh menyenangkan. Walaupun hanya dua hari di dalam bus tapi kenangan itu takkan terlupakan selama nafas ini masih berhembus, selama raga ini masih bernyawa, selama mata ini masih terjaga takkan terlupa masa-masa bersama teman-teman seperjuangan. Mulai dari berbagi makanan di dalam bus, sampai berbagi muntahan teman-teman. Perjalanan ini terasa sangat menyenangkan karena engkau duduk di sampingku kawan. Banyak cerita yang telah kita saksikan, di perjalanan dalam bus kita. Satu hal yang akan saya ingat saat naik bus lagi bahwa saya adalah kenet bus dadakan.

1 komentar:

  1. mantap ceritenye.. sungguh hal yg mengesankan, masa SMA hanya sekali seumur Hidup.

    BalasHapus